Kamis, 19 Januari 2012

Hard Way II

Honesty, I don't even know since when this feeling comeback again.
I tried so hard to let this feeling go away.
First I thought that leaving far away from you is the cure.
But it's not as simple as I thought.

Berjalan dengan sedikit tenaga yang tersisa, hari itu Junghee memaksakan dirinya untuk datang demi pekerjaannya. Sudah sebulan ia bekerja sebagai staff RS Ansang.
Daniel yang membantunya mendapatkan pekerjaan itu. Entah sudah keberapa kalinya ia menyusahkan Daniel tapi sedikit banyak ia merasa lega masih ada sahabat seperti Daniel yang berada di sisinya.
“Junghee!”
“Waeyo?”
“Aku bertemu Sungmin kemarin dan aku tidak sengaja menyebut namamu saat aku tahu ia berhubungan dengan Shi Yeon seperti yang Junghoon katakan padaku.”
“Mwoya? Kau memberitahukan keberadaanku?”
“Aniyo, aku sama sekali tidak memberitahukan dimana kau sekarang. Tapi apa kau tidak marah atau kesal karena Shi Yeon?”
“Nan arayo, Shi Yeon adalah temanmu saat di Amerika kan? Sepertinya ia gadis yang baik.”

“Kau bahkan tahu tapi tetap bersikap seperti tidak terjadi apa-apa?”
“Daniel, aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa dan akulah yang memutuskan itu.”
“Kau yang memutuskannya tapi hatimu tidak. Benarkan?”
Junghee tertunduk, disisipkannya rambut panjangnya yang berurai di belakang telinganya.

“Daniel aku hanya memintamu untuk melihat keadaan Junghoon oppa bukan mencaritahu tentang dia.”
“Kau ini…Bahkan untuk menyebut nama Sungmin saja kau tidak mampu, dan kau masih bilang kau sudah melupakannya?”

Bagaimana mungkin aku bisa begitu mudah melupakannya, setelah 3 tahun kami bersama. Dan ia adalah salah satu idol yang dikenal di Korea maupun di luar Korea.

Flash back

Saat itu Sungmin dan member Super Junior yang lain sedang sibuk mempersiapkan comeback mereka dengan album baru mereka Bonamana.
“Sungmin-ah, semangat sekali kau.”
“Ya Leeteuk hyung aku memang semangat setiap kali latihan.”
“Kau berbeda.”tambah Shindong.
“Kau juga kenapa bisa bilang seperti seperti Leeteuk hyung?”
“Biasanya kau memang semangat tapi wajahmu selalu serius, tapi sekarang senyum selalu mengembang di wajahmu.”
“Yayaya…Shindong, itu juga yang mau aku katakan tentang Sungmin.” Leeteuk mengiyakan kata-kata Shindong.
“Aish, kalian ini. Oh ya aku ada janji dengan keluargaku. Aku pergi dulu ya. Annyeong.” Seru Sungmin seraya melambaikan tangannya dan meninggalkan mereka.

“Benar saja, mereka memang paling mengerti aku. Ah, mudah-mudahan aku tidak telat.”gumam Sungmin.
Tanpa sadar ia melintasi Junghoon “Ya! Sungmin-ah….”tapi Sungmin tidak mendengar panggilan itu.
“Junghoonie….”
Junghoon pun menoleh ke asal suara itu. “Inhwan hyung, waeyo?”
“Untuk schedule latihan Hong Gil Dong ada perubahan dan dimajukan menjadi hari ini karena pementasan juga mengalami perubahan jadwal menjadi besok.”
“Hong Gil Dong? Untuk Sungmin?”
“Ne.”
“Keundae, Sungmin baru saja keluar.”
“Lebih baik kau susul dia. Nanti malam ia harus tiba jam 8 jangan sampai telat.”
“Ne algaesseumnida hyung.”

Diambilnya ponsel dan menekan nomor ponsel Sungmin, lama tidak ada yang menjawabnya akhirnya ada yang menjawabnya. “Yeoboseyo hyung.”
“Eh? Nugu? Ini ponsel Sungmin kan?”
“Ne Junghoon hyung, ini aku Leeteuk. Ia sepertinya ketinggalan ponselnya.”
“Arasseo, gomawo.” Ia menutup ponselnya.
Ia mengambil langkah cepat, berusaha mengejar Sungmin.

Dengan langkah cepat ia berhasil melihat mobil Sungmin baru saja keluar dari tempat parkir dari kejauhan. Ia pun menyusulnya dengan cepat.
Mobil Junghoon berusaha mengikuti mobil Sungmin.
Sampai akhirnya berhentilah mereka pada suatu tempat, di pinggir sungai Han.
Bergegaslah Junghoon menghampiri Sungmin sekaligus bertanya-tanya dalam hati sedang apa Sungmin di tempat seperti ini.
Terlihat Sungmin melambaikan tangan kearah seorang gadis yang duduk di sebuah bangku panjang di tepi sungai Han.
“Junghee!”
Sontak Sungmin dan Junghee kaget melihat kea rah Junghoon yang berada tepat di belakang mereka.
“Hyung” “Oppa” kata mereka bersamaan.

Tanpa diketahui orang lain, Sungmin mulai tertarik kepada Junghee saat mereka bertemu di kediaman Junghoon. Secara diam-diam mereka berkomunikasi dan menjalin hubungan selama 3 tahun.

Junghoon merasa terhianati, namun ia takut hal-hal yang buruk terjadi karena hubungan mereka berdua. Ancaman dari Fans dan peraturan dari management yang melarang jalinan kasih mereka. Lalu Junghoon mengambil sikap tegas untuk memisahkan mereka. Ia tahu jika ia yang membuat mereka berpisah pasti sifat Sungmin yang pantang menyerah akan menyulitkan.
Dan ia berbicara empat mata dengan Junghee, walau berat ia meminta Junghee untuk memutuskannya lebih dulu.
Junghee yang merasa berhutang kepada keluarga Junghoon yang telah membesarkannya sejak kecilpun akhirnya mengiyakan permintaan Junghoon.

Saat itu Junghoon tidak mengira perasaan Junghee terhadap Sungmin sudah sangat dalam. Junghee tidak hanya memutuskan hubungannya tetapi juga memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarga Junghoon, karena ia tahu Sungmin bukan orang yang begitu saja menerima keputusannya.

Ia mengira menjauh dari semuanya dan melupakan semua yang terjadi itu mudah, ternyata tak semudah itu. Junghee jatuh sakit saat pelariannya, itu mungkin disebabkan juga oleh kerasnya hidup seorang diri, ia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri namun perasaannya yang sakit membuat fisiknya melemah.
Sampai suatu ketika ia pun ambruk dan dirawat di RS Ansang dan bertemu kembali dengan Daniel yang menjadi dokter di RS Ansang.

End Flash Back

“Apa mungkin Junghee masih ada disini?” gumam Sungmin seraya menengadahkan kepalanya melihat kearah RS Ansang.
Dikenakannya pakaian yang tidak mencolok dengan kacamata dan masker.
Ia menyadari jika penampilannya pasti cepat atau lambat akan dikenali jadi ia berjalan cepat menuju resepsionis.
“Sillyehamnida, apa disini ada pasien yang bernama Kim Junghee?”
“Kim Junghee? Mohon ditunggu sebentar.” Resepsionis mengeceknya di computer.
“Jusonghamnida, tapi tidak ada pasien bernama Kim Junghee disini.”
“Oh, kamsahamnida.” Dengan wajah kecewa iapun pergi meninggalkan meja resepsionis.
Ia sadar kemungkinan kecil Junghee masih dirawat disini.

“Perawat Junghee! Palli-yoo!”panggil seseorang yang membuat Sungmin tersontak kaget.
Tak berapa lama muncul seorang perawat melintasinya. Membuat mata sungmin terbelalak tak percaya dengan sosok yang baru saja dilihatnya.
Tanpa pikir panjang ia berlari dan berhasil menggapai tangan perawat itu.
“Junghee?”
Junghee merasa tidak asing dengan genggaman tangan itu.
“Kau…..” belum sempat Junghee meneruskan kata-katanya. Daniel datang dan membawa mereka berdua ke ruangannya.

Setibanya di ruangan itu, Sungmin yang melepas kacamata dan maskernya hanya terdiam menatap Junghee di hadapannya, begitu pula Junghee.
Tanpa sepatah kata Daniel pergi dari ruangannya dan hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

Cukup lama mereka terdiam, sampai Sungmin membuka suara “Bagaimana kabarmu?”
“Ne? Oh, kabarku baik. Kau?” dibalas dengan anggukan oleh Sungmin dan merekapun kembali terdiam.
“Aish jincha!” teriak Sungmin lalu ditariknya tangan Junghee hingga jatuh tubuh gadis itu dipelukannya dengan erat.
“Bogo shipo.”bisiknya lembut.
Tangan Junghee berusaha untuk membalas pelukan itu namun air mata lebih dulu jatuh membasahi pipinya. Tak lama Sungmin melepaskan pelukannya.
Mereka duduk di sofa dengan menghadap satu sama lain.
Diusapnya pipi Junghee yang basah dengan air mata.
“Aku….”isak Junghee dan terpaku hanya dengan satu kata itu saja.
“Junghee-ya, aku mengerti. Aku mengerti mengapa kau meninggalkanku.”
“Aku….Kurasa aku telah mendapatkan hukuman karena telah memutuskanmu secara sepihak.”
“Wae?”
“Selama itu pula aku tersiksa karena aku sama sekali tidak bias melupakanmu, seperti mau mati saja setiap hari yang aku lalui.” Mendengar hal itu, Sungmin kembali memeluk Junghee.
“Na tto.” Isak tangis Junghee berubah menjadi senyum saat berada di pelukannya.

“Sungmin ssi…”panggil Shi Yeon yang sudah berdiri di pintu ruangan itu.
“Mianhe, aku tidak bisa menahannya untuk tetap masuk.”jelas Daniel.
“Gwenchana Daniel ssi.”jawab Sungmin.
Shi Yeon berjalan kearah Sungmin dan memeluknya erat. Tak lama ia melepasnya lalu PLAK.
Tamparan mendarat di pipi Sungmin membuat Junghee dan Daniel kaget.
Saat Daniel berusaha mendekat, Sungmin mengisyaratkan untuk tetap di tempat.

“Tamparan itu bukan karena aku marah kau mencampakan aku tapi aku marah karena kau perlu waktu lama untuk menemukan wanita yang kau cintai!”
Sontak perkataan Shi Yeon membuat bingung seisi ruangan itu.
“Junghee ssi, I believe the hard way that both of you choose is really make me crazy. How can both of you hold your love and not even see for another love? But I think I admit that I’m lost.”
“Shi Yeon ssi.”panggil Daniel.
“Gwenchana, dengar aku Lee Sungmin. Aku adalah wanita kedua setelah Junghee yang memutuskanmu. Ingat itu, araseo?”
“Ne araseo. Gomawo Shi Yeonie.”

Satu bulan berlalu sejak peristiwa itu.

Sungmin dan Junghee memang tidak kembali seperti dulu, mereka memutuskan untuk hidup masing-masing dan sesekali menghubungi satu sama lain. Mereka percaya suatu saat nanti mereka pasti dipersatukan kembali. Dan mereka yakin akan cinta mereka.

THE END

2 komentar:

  1. hoo, really hard way to choose..
    i think they can live together when they meet after a long time, but i dont expect they end like that..
    Y___Y

    BalasHapus
    Balasan
    1. it is not an happy ending it same like life.....:[

      Hapus